Tata Krama Terhadap Orangtua

—Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
—Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.“

Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (Qs : Al-Isra/23 – 25).

—Di dalam riwayat Imam Muslim diketengahkan, bahwa ada seorang lelaki datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata: “Ya Rasulallah, aku ingin berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad semata-mata mencari pahala dari sisi Allah.” Kemudian Rasulullah bertanya: “Adakah di antara kedua orangtuamu ada yang masih hidup?” Jawabnya: “Ya, ada.” Lalu Rasulullah bersabda: “Kembalilah kepada orangtuamu dan berbuat baiklah kepadanya.“
—Sahabat Abdillah bin Mas’ud ra berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah:” Ya Rasulallah, manakah amal yang paling disukai Allah?” Jawab Rasulullah: “Shalat tepat pada waktunya.” Kemudian aku bertanya lagi: “Lalu apa lagi, ya Rasulal­lah?” Jawab beliau: “Berbakti kepada orangtua.” Aku bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Jawab Rasulullah: “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
—Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah” saw telah bersabda: “Berbaktilah kepada orangtuamu, niscaya kelak anak-anakmu akan berbakti kepadamu, Dan peliharalah kehormatan dirimu, niscaya istri-istrimu akan selalu memelihara kehormatannya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan).
—Sahabat Abi Usaid Malik bin Rabiah As-Sa’idiy ra berkata: Pada suatu ketika kami duduk di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang seorang lelaki dari Bani Salamah menghadap beliau seraya berkata: “Ya Rasulullah, masih adakah kewajiban berbakti kepada kedua orangtua setelah mereka meninggal?” Jawab Rasulullah: “Ya, masih. Yakni dengan cara menyalati ketika meninggal, memintakan ampunan kepadanya, melestarikan janji-janji yang telah dibuatnya, menyambung tali silaturrahmi dengan sanak familinya, dan menyambung tali persaudaraan dengan teman-teman karibnya sewaktu masih hidup.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya).
—Sahabat Abu Bakar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Bersediakah aku memberi khabar kepadamu tentang dosa yang paling besar?” Sabda Rasulullah ini diulang hingga-tiga kali. Lalu kami menjawab: “Ya Rasulallah, kami bersedia menerimanya.” Kemudian beliau bersabda: “Yakni menyekutukan Allah dan berani kepada orangtua.” Ketika Rasu­lullah bersabda demikian, beliau sedang duduk bersandar. Lalu beliau bangkit, duduk tegak seraya bersabda: “Dan berbicara bohong serta menjadi saksi palsu.” Rasulullah mengulangi sabdanya ini berkali-kali, sehingga aku menyangka bahwa beliau tidak akan berhenti mengulangi sabda tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).
—Sahabat Abdillah bin Amrin bin Ash ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Termasuk bagian dari dosa besar adalah berkata jorok kepada orangtua.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulallah, adakah seseorahg yang tega berkata jorok terhadap orang tuanya?” Jawab Rasulullah: “Ya, ada. Yakni seseorang yang mengatakan suatu perkataan jorok kepada ayah orang lain kemudian orang itu berbalik membalas mengatakan sesuatu yang jorok kepada orangtuanya. Demikian pula terhadap ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
—Sahabat Umar bin Murrah Al-Juhani ra berkata: Ada seorang lelaki datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata: ” Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Allah, dan sesungguhnya engkau adalah utusan Allah. Dan aku telah mengerjakan shalat lima waktu, membayar zakat atas harta bendaku, dan melakukan puasa di bulan Ramadhan. Bagaimanakah nasibku nanti?” Jawab Rasulullah: “Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka pada hari kiamat nanti dia akanberada di sisi para nabi, para shidiqin, dan para syuhada’.” Lalu Rasulullah mengacungkan jari tangannya seraya bersabda: “Selagi orang itu tldak durhaka terhadap kedua orangtuanya.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan dua sanad, yang satu di antaranya adalah shahih).
—
Nama : Haidi
NIM :2111310042
MK : Agama

Leave a comment